Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….
Salam sehat dan semangat untuk Bapak/Ibu Guru semuanya…
Perkenalkan saya, Ika Riya Wijiastutie HP,S.S. Guru SMK Negeri 1 Ngawi, Calon Guru Penggerak Angkatan 11, Kabupaten Ngawi Tahun 2024.Pada proses Pendidikan Guru Penggerak ini Saya dibimbing oleh Fasilitator yang luar biasa, Bapak Sudiarto dan Pengajar Praktik yang super hebat Bapak Joko Edy Purwanto. Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi terkait Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Seorang Pemimpin.Perjalanan dalam mempelajari modul membuat kita harus memikirkan korelasi dan koneksivitas antarmodul satu dengan modul yang lainnya.Tetapi hal yang paling penting adalah bahwa pendidikan merupakan upaya sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran serta pelatihan untuk bekal di masa depan. Pada hakikatnya pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dan mengarahkan pada tujuan yang akan dicapai oleh siswa sehingga mereka memiliki wawasan yang luas.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat simpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beragam cara dan media.
CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Dengan pendidikan siswa menjadi lebih siap dalam menempuh masa depannya.Sekolah sebagai institusi moral berfungsi sebagai miniatur kehidupan yang sesungguhnya. Pembentukan karakter yang baik dapat mendorong murid untuk dapat mengahrgai dirinya sendiri dan orang lain.Sekolah juga berperan sebagai tempat pembentukan budaya positif dan nilai-nilai kebajikan yang sifatnya luhur.Dalam hal ini keteladanan merupakan hal penting dalam proses mendidik siswa.Dalam hal ini, seorang pendidik memiliki peran yang sangat luar biasa. Pendidik sebagai role model memiliki kemampuan untuk membentuk karakter murid. Hal ini tercermin dalam perilaku mereka sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Dalam proses mendampingi anak-anak sering kali kita dihadapkan pada pengambilan keputusan setiap harinya. Kita sebagai pendidik harus mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam menghasilkan keputusan yang selalu berpihak pada kepentingan murid berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang ada.Keputusan yang diambil akan menjadi acuan atau contoh bagi seluruh warga sekolah dan sekitarnya.Sebagai pendidik hendaknya selalu menanamkan karakter dan menjunjung nilai-nilai luhur yang bersifat universal dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Hal ini selaras dengan kalimat” Dalam menjalankan tugas, kita sebagai pendidik harus berpedoman pada prinsip integritas, menjunjung tinggi kelayakan universal, dan memastikan bahwa keputusan kita bermanfaat bagi siswa dan masyarakat luas”.
Menurut George Wilhelm Friedrich Hegel, pendidikan adalah seni menjadikan manusia beretika. Hal ini dapat dimaknai bahwa pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi juga tentang bagaimana membentuk karakter positif dan perilaku etis pada manusia. Dalam konteks pembelajaran, kita sebagai pemimpin pembelajaran tidak hanya memberikan materi saja tetapi kita juga harus menanamkan karakter yang baik pada peserta didik. Dalam modul 3.1 Pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai sebagai pemimpin mengajarkan kita bahwa setiap keputusan yang dihasilkan hendaknya berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan universal, bertanggung jawab dan mendorong secara maksimal potensi dalam dirinya sesuai dengan profil belajar masing-masing.Seorang pemimpin pembelajaran harus memperhatikan aspek etika dan perilaku dalam pengambilan keputusan dan pembelajaran agar dapat terbentuk karakter yang kuat dan positif.
Setelah melewati tahapan proses pembelajarn sebelumnya, berikut adalah rangkuman lengkap, refleksi serta kaitan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1 maupun kaitannya dengan materi di modul yang lain.Dengan harapan dapat meninspirasi dan memotivasi pembaca dan memberikan umpan balik positif melalui komentar terhadap kegiatan Calon Guru Penggerak Angkatan 11.
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho,Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri Handayani memilik arti yang sangat penting sehingga dapat dijadikan landasan dalam mengambil setiap keputusan.Keputusan hendaknya berpihak pada murid.Sebagai pemimpin dalam hal pengambilan keputusan hendaknya memberikan teladan/contoh yang baik untuk murid (Ing Ngarso Sung Tulodho), mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, sehingga orang lain memiliki kekuatan dan menyadari kualitas dirinya (Ing Madya Mangun Karsa), serta mampu mempengaruhi dan memberikan semangat untuk selalu meningkatkan kualitas agar lebih baik (Tut Wuri Handayani). Di sisi lain, Filosofi Pratap Triloka terdapat tiga hal yang sangat penting yaitu sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, dan metafisik dalam keputusan yang dibuat.Dengan mengimplementasikan filosofi ini dalam proses pengambilan keputusan, seorang pemimpin memiliki pandangan yang bersifat holistik terkait sesuatu hal yang akan diputuskan. Keputusan yang dihasilkan diharapkan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik serta mendorong perubahan yang positif di lingkungan sekitar.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai seorang guru penggerak antara lain: berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif. Nilai-nilai tersebut harus ada dalam setiap proses pengambilan suatu keputusan.Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dan pedoman seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan.Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita junjung saat mengambil suatu keputusan.Seperti tujuan pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, mandiri yaitu bagaimana kita sebagai guru merespon suatu permasalahan yang ada, kemudian kolaborasi untuk menyelesaikan suatu masalah, Keputusan yang diambil harus selalu dievaluasi dan direfleksikan untuk perbaikkan ke depannya, serta dalam pengambilan keputusan bersifat kreatif dan praktis. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid, mandiri, kreatif, kolaboratif, dan reflektif.Nilai-nilai inilah yang nanti akan mempengaruhi dalam proses pengambilan suatu keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan tetap mempertimbangkan tiga prinsip pengambilan keputusan.Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan pedoman serta acuan dalam pengambilan suatu keputusan.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil ? Apakah pengambilan keputusan tersebut sudah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut ? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Dalam proses pengambilan suatu keputusan sangat terkait dengan pelatihan atau bimbingan yang diberikan oleh fasilitator dalam proses pembelajaran pendidikan guru penggerak. Proses pelatihan memainkan peranan penting dan sangat membantu kita untuk meningkatkan efektivitas proses pengambilan suatu keputusan.Fasilitator memberikan materi yang cukup jelas, memberikan pertanyaan berbobot dan selalu memberikan umpan balik yang konstruktif sehingga mendorong kita untuk memulai secara kritis keputusan yang telah kita ambil. Hal ini membantu kita untuk mengetahui keputusan kita sudah selaras dengan tujuan, nilai, dan aspirasi jangka panjang atau belum. Selain itu, di sesi pelatihan ini berfungsi sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan yang mungkin kita miliki terkait keputusan yang kita ambil.
Dalam proses pengambilan suatu keputusan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan coaching yang bertujuan untuk membantu individu atau kelompok dalam proses pengambilan keputusan dengan cara lebih terstruktur dan sistematis. Dalam sesi pelatihan coaching ini, pendamping atau fasilitator akan membantu menidentifikasi tujuan yaitu: mengarahkan klien untuk dapat memahami tujuan mereka dengan lebih jelas sehingga membantu dalam proses pengambilan keputusan yang tepat, Menyediakan pandangan baru yaitu mengajukan pertanyaan yang mendorong coachee untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang sehingga kuputusan yang diambil lebih informatif, Memfasilitasi coachee untuk merefleksikan keputusan yang telah diambil termasuk menyediakan hasil dan proses pengambilan keputusan tersebut.
Coaching dengan alur TIRTA dapat membantu guru dan pendidik untuk menidentifikasi permasalahan yang terjadi, sehingga dapat membantu klien untuk menyelesaikan permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot. Model alur TIRTA sangat berkaitan dengan 9 langkah pengambilan keputusan. Secara umum, dengan adanya pembinaan coaching akan memberi kita dukungan dalam proses pengambilan suatu keputusan dengan cara memfasilitasi keterampilan refleksi, evaluasi dan pengembangan potensi. Hal ini memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan efektif serta dalam mengahadapi tantangan yang ada kita lebih siap
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah etika etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari secara utuh aspek sosial emosional sangatlah penting terutama dalam mengelola kasus dilem etika. Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadarai aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri sendiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilakunya, memiliki kesadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang serta berempati pada orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dan pada akhirnya dapat menghasilkan suatu keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah dilema etika akan diselesaikan dengan baik, tenang tidak terburu-buru sehingga keputusan yang diambil dapat berjalan sesuai langkah-langkah secara sistematis. Jadi, kompetensi sosial emosional seorang pendidik memainkan peran penting dalam rangka mendorong pengambilan keputusan etis dalam pendidikan, membina lingkungan belajar yang haromis serta dapat menggali potensi siswa secara holistik
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan pada kasus-kasu yang fokus terhadap masalah mora dan etika, baik sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagiaan semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai positif dan bersifat mendidik.Nilai nilai yang dipegang ini berfungsi sebagai pedoman moral ketika mengahadapi situasi yang rumit secara etika.Pada akhirnya, pengujian dilema moral atau etika dalam pendidikan membantu pendidik menegaskan kembali komitmen mereka terhadap nilai-nilai positif dan memastikan bahwa pelaksanaan pengajaran mereka tetap selaras dengan prinsip-prinsip yang mereka yakini itu baik.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya akan berdampak positif pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.Pengambilan keputusan yang tepat harus dilakukan dengan cara yang tepat pula tetapi disesuaikan tetap disesuaikan dengan situasi yang terjadi dengan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.Saat keputusan yang diambil sudah tepat maka akan tercipta lingkungan yang posistif, kondusif, aman dan nyaman.Tidak ada pihak yang merasa dirugikan serta semua akan mendapatkan solusi atas permasalahan yang ada.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda dapat melakukan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilemma etika adalah perasaan sungkan atau tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan keinginan semua pihak.Namun, hal ini dapat kita siasati dengan tetap berpegang pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan sehingga dapat meminimalisir perasaan tidak nyaman dan keputusan yang nantinya saya ambil dapat diterima oleh semua pihak. Hal yang saya temui juga terkait perbedaan lingkungan dan budaya yang adakalanya menimbulkan dilema etika karena setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda terkait kasus yang sedang terjadi.Tetapi dengan memegang prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang ada, saya yakin semua masalah dapat terselesaikan dengan baik.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil dengan pengajaran memerdekakan murid-murid kita adalah terciptanya merdeka dalam belajar, berpikir, serta bertindak sehingga anak-anak dapat mengembangkan segala potensinya dengan maksimal.Mereka belajar bertanggung jawab atas apa yang sudah diputuskan/dipilihnya.Keputusan untuk memerdekakan murid merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.Pembelajaran yang tepat untuk mengakomodir potensi murid kita yang berbeda-beda dapat diimplementasikan dalam pembelajaran berdiferensiasi sehingga segala potensi murid diharapkan dapat berkembang maksimal.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti akan membawa pengaruh pada kehidupan masa depan murid-muridnya baik yang sifatnya jangka pendek maupun jangka panjang. Hal yang sudah diputuskan dan disepakati untuk dilakukan akan terekam dan membekas di hati murid-muridnya. Hal ini akan menjadi catatan khusus dan bisa jadi menjadi role model tentang apa dan bagaimana kelak murid-murid berpikir dan bertindak dalam kehidupannya.Gambaran ini menjadi dasar bahwa pengambilan keputusan seorang pemimpin haruslah tepat, benar, bijak serta melalui analisis dan sintesis yang juga melalui serangkaian pengujian yang mendalam.Intinya keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran pasti meninggalkan jejak yang tak akan mungkin terhapus oleh murid sehingga mempengaruhi kepribadian dan kehidupannya di masa yang akan datang.
- Apakah simpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Simpulan akhir yang dapat diambil dari pembelajaran modul ini adalah bahwa pendidikan yang holistik dan sistematis sangat berpengaruh besar dalam pola pikir pengambilan setiap keputusan.Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita juga menekankan pentingnya kesadaran sosial dan emosional sehingga kita memiliki kepekaan, empati terhadap sesama dan pertimbangan etis.Selain itu, pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal, bertanggung jawab, berpihak pada murid serta berpedoman pada filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Patrap Triloka (Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani).Dengan berbekal inilah, kita sebagai pendidik dapat memberikan pelayanan terbaik untuk murid-murid.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bangunan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Sejauh ini, Saya cukup memahami materi yang disampaikan dalam modul ini sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.Hal yang menurut saya di luar dugaan bahwa dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan diri sendiri tetapi juga harus mendengarkan masukan/pendapat orang lain.Selain itu, kita juga harus memahami paradigma, prinsip dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan memberikan manfaat bagi semua orang.Secara umum, materi-materi dalam modul ini sangat membantu saya dalam proses pengambilan suatu keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, Saya pernah menghadapi situasi yang sulit dalam proses pengambilan keputusan.Setelah mempelajari modul ini, saya mendapat arahan, rancangan juga langkah demi langkah dalam proses pengambilan suatu keputusan.Saya mncoba menerapkan analisis masalah berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan.Perbedaanya diantaranya pola ini menjadi pedoman baru dan sifatnya lebih rinci, hati-hati dan tidak terburu-buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasai dihargai eksistensinya sehingga memberikan kontribusi nyata sesuai dengan porsi tugasnya masing-masing.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Setelah saya mempelajari modul ini banyak manfaat yang dapat saya peroleh baik secara pribadi maupun secara profesional sebagai seorang pendidik.Saya mencoba menerapkan paradigma, prinsip dan langkah-langkah dalam mengambil suatu keputusan.Perubahan terbesar yang saya alami yaitu: saya lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan, mempunyai pola yang teratur dalam menganalisis sebuah masalah, meningkatnya rasa empati pada diri sendiri sehingga dapat memahami permasalahan yang terjadi pada orang lain.Pembelajaran yang bermakna yang saya dapatkan dari modul ini adalah saya memiliki pemahaman yang mendalam terkait dilema etika serta kerangka kerja yang lebih kuat serta masuk akal secara etis dalam mengambil keputusan yang selaras dengan nilai-nilai dan tanggung jawab saya sebagai seorang pemimpin.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Pembelajaran dalam modul ini sangatlah penting bagi saya, baik sebagi individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran.Dengan bekal materi dalam modul ini, saya dapat meningkatkan kompetensi saya sehingga dapat berkembang dalam melihat suatu permasalahan yang ada serta sigap dalam menyikapinya. Saya menjadi pribadi yang lebih bijak dalam melihat setiap persoalan serta harus mampu mengambil keputusan terbaik dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara pribadi maupun profesional.
Demikianlah uraian pemahaman saya terkait Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Sebagai Pemimpin.Saya menyampaikan permohonan maaf, apabila dalam tulisan saya terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Untuk itu, saran dan masukan yang sifatnya konstruktif tetap saya harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Semoga uraian ini dapat memotivasi pembaca untuk tetap semangat belajar dan bergerak demi pendidikan Indonesia lebih baik. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Warhmatullahi Wabarakatuh
Guru Bergerak, Indonesia Maju!